Jika pelajar hanya ditugaskan untuk belajar, jika pelukis hanya diajarkan untuk melukis, dan si penyair hanya disuruh untuk membuat syair. Lantas bagaimana nasib sang budak cinta? Apa mereka akan trus menuruti nafsu untuk slalu memuaskan cintanya. Menggunakan semua waktunya untuk tetap bersama pasangan. Menjemput, menemani sampai membayari semua yang diinginkan pasangan. Tak apa sebenarnya tapi mengganggu saja mempunyai teman seperti itu. Cinta yang dimiliki seseorang adalah wajar. Manusia adalah tempat kasih dan cinta, selagi ada manusia disana masih ada cinta yang menyertainya. Tak perlu belajar, ini tumbuh secara alami, lama kelamaan ia kan berkembang dengan nalurinya sendiri. Nabi Adam saja tau bagaimana rasanya kesepian, dia tau cinta akan melengkapi hidupnya. maka di ciptakanlah Hawa sebagai pasangannya. Naluri dan alami saja rasa cinta itu. Maka biasa saja jika ada seorang yang menyukaimu dan besoknya ia pindah ke orang lain, Wajarr dan biasa saja. Mungkin kau tak menarik, atau ada yang lebih membuatnya tertarik.
Walau penulis blog ini seperti orang yang muak dengan cinta, tetapi tetap sebagai manusia aku memiliki rasa cinta. Cinta pada seseorang dari masa lalu hingga kini. Bukan tak ada orang lain yang lebih istimewa dibanding dia, tetapi entah kanapa selalu hati ini mengatakan, kembali saja ke dia kau takkan menyesal. Hari yang terus berganti, lambat laun sepertinya sudah tak ada yang peduli. Bagimana tidak hanya bermodalkan puisi seseorang bisa memikat orang yang ia sukai. Walau ekspresi yang ia tunjukkan selalu senang, tetap saja meteri yang selalu membuatnya pergi. Dia disana sedang mencari yang terbaik, sedangkan aku tetap disini, menunggu waktu yang tepat untuk membuatnya kembali. Mungkin bukan sekarang, mungkin bukan esok, mungkin bukan lusa, atau mungkin bukan tahun depan. Selagi kau tetap menaruh senyum cantik di setiap instastorymu aku akan menunggu. Sebab disemua senyum yang kau sebar, hanya membuatku bersemangat untuk selalu menunggu. Walau entah sampai kapan, rasanya waktu itu hanya perlu ditentukan. Menunggu tak ada yang sia-sia, aku perlu bersabar untuk menemuinya. Tetap cantik hingga besok, lusa atau tahun depan.
Nampaknya kau sudah menyukai senja, kau juga menyukai puisi. Bermain-mainlah diantara mereka, jangan takut akan gelap. Disaat kau terlelap senja dan puisi itu yang menyelamatkanmu. seandainya kau takut, kau bisa membaca puisi itu dengan lantang atau mengingat kembali warna jingga yang kau tunggu disaat senja. Mereka indah tak perlu kau perindah lagi dengan senyum dan sinismu. Jika pada akhirnya kau membenci mereka, mereka akan tetap indah. Mereka berdiri sendiri tidak ada hubungannya denganmu. Tapi disaat mereka membencimu, kau juga akan tetap indah bagiku. Bagiku kau seperti puisi dan senja, nikmat dipandang, nikmat dirayu, nikmat dipuja, bahkan lebih baik dari mereka. Cinta membutakan segalanya. Cinta juga yang akan menerangi semuanya. Jika puisi akan terasa hidup ketika dibaca, kau tetap mempesona dimanapun kau berada. Jika senja akan mudah dinikmati di kala sunyi, kau tetap cantik walaupun kau sedang sendiri. Jika senja dan puisi akan habis ditelan waktu, kau akan tetap menggugah seiring bertambahnya waktu. Tak mengerti lagi akan ada berapa kiasan untuk menyamakanmu seperti senja dan puisi. Yang terpenting disaat kau sendiri disaat itu juga aku akan tetap menulis puisi. Tapi disaat kau bersama pasanganmu, aku akan tetap menikmati senja dengan secangkir kopi. tetap jadi penyuka puisi dan senja, agar aku lebih bisa menikmatimu saat kau bermanja-manja
Malam hari adalah waktu dimana semua yang kita bicarakan dulu berjalan begitu jujur. Terlebih ketika ada suatu masalah menghampiri. Kita tak begitu berani mengungkapkannya langsung. bukan seperti itu!!!! Aku tak begitu berani membicarakannya langsung. Sosok lelaki yang sebenarnya pengecut, maka pecut aku sekuat mungkin, hingga hilang rasa takut dan tumbuh rasa keberanian. Tak harus seperti jagoan, yang penting berani mengutarakan. Malam hari rasanya sangat pas untuk membicarakan hall yang di luar dugaan. Dengan jawabannya di pagi hari, serta rentetan maaf hingga berkali-kali. Kadang kala kau seperti tersanjung atas pengakuan dariku, kadang kala kau merasa terharu, kadang kala juga kau merasa bersalah, menangis di minggu pagi, dan akan membuatmu bete hingga berhari-hari. Menyibukan diri dengan hall yang kau suka, sembari menunggu kabar dariku yang sudah lelah mencarimu. Kurang menggemaskan apalagi dirimu. Terlebih ketika kita bertemu setelah kejadian itu. Memasang muka cuek tapi sedikit memperdulikan dari kejauhan, tak saling sapa hanya saling memalingkan muka. Terimakasih, bagiku itu sebagai titik balik untuk merangkai semuanya ke setiap tulisanku. Yaa hanya kau yang ku jadikan inspirasi. Terseyumlah ketika kau baca bagian ini, toh ini benar-benar pernah terjadi. Dan kita pemeran utama dalam cerita ini.
Sumber: tumbler |
Demi setangkai mawar
Yang selalu dia jadikan ramuan penawar
Atau alasan penghantar
Hari ini, kau menang telak hingga ke akar
Maka, tak perlu lagi berkomentar.
Demi secarik puisi
Yang ku tulis untuk memikat hati
Selalu menawan dalam sembunyi arti
mempesona sehabis dinikmati
Sayang, aku sudah kalah hari ini.
tunggu
balas
lalu menang.
Betapa menggairahkan menunggu itu
Melawan rasa jenuh
Menaklukan sifat angkuh
Bersemangatnya aku
Menunggu waktunya tiba
Menyiapkan hidangan berbagai rasa
Tak ada yang biasa semuanya terasa istimewa
Cobalah sesekali, mungkin kau menyukai
jika tidak, kau boleh pergi
boleh juga kau singgah sesekali
mungkin disaat kau bosan atau merasa letih
datanglah pintu ini ada untuk kau kembali.
Sampai ke bait terakhir
Kala menangis hanya sebuah air
Tak ada arti, tak ada yang mengerti
Bersenang saja, tak jelas kapan badai ini berakhir
Kau tak harus menunggunya usai
Kau masih bisa melambai
Berharap ada yang sampai
dan menyelamatkanmu dengan santai
dengan perisai atau sebuah samurai.
Sayang, slalu ada bait tambahan
Sebagai rasa syukur kepada tuhan
Berharaplah yang menyelamatkanmu seorang mantan
Ia akan membawamu ketepian
lalu meninggalkanmu sendirian hingga membuatmu kesepian
tenggelam di tengah lautan
Tak ada pilihan
kau akan ditinggalkan
Maka, maafkan hambamu ini tuhan
Yang sudah terlanjur menuhankan perempuan.
Raihan immadu
Pamulang, 1 April 2018
Selamat membaca
Selamat menikmati
No comments:
Post a Comment