Chapter 8 (Rencana Penyapuan, Pesta Keadilan)
Semua orang mengenal dia. Si pahlawan bertopeng dengan snipernya. Menumpas kejahatan membela keadilan. Dia lah Grepins Si Raja Penembak Jitu. Dengan snipernya, Sniper G9, dia menembak para penjahat sampai mampus.
Kali ini dia berada di Mana Selatan. Tujuannya kemari adalah untuk liburan. Selain untuk liburan, dia ternyata mempunyai tujuan lain. Dia datang untuk membinasakan grup penjahat yang sangat terkenal di Kerajaan Mana, MAVIA.
MAVIA merupakan organisasi kejahatan bawah tanah. Menurut rumor, mereka hanya selalu melancarkan aksi kejahatan mereka secara diam-diam atau terselubung. Penyelundupan, jual beli barang-barang haram, jasa pembunuh bayaran, dan kejahatan lainnya, semuanya dilakukan oleh mereka.
Sekarang ini, Grepins sedang bersantai di Pantai Mana Selatan.
Grepins : (sambil meminum jus lemon) "Slurp.. slurp.. Hmm, nikmat sekali jus LeMana ini."
Seseorang berteriak dengan tiba-tiba : "Tolong! Tolong! Ada penjahat!"
Grepins : (dalam hati) "Apa? Penjahat? Berani-beraninya mereka berbuat jahat di sekitarku."
Si penjahat : "Dasar bodoh! Tidak ada yang bisa menolongmu. Sekarang, berikan semua harta benda yang kau miliki."
Di TKP, datanglah polisi mendekat.
Penjahat lain : "Oe.. oe.. kami hanya ingin harta benda orang ini. Kalau kalian mendekat, orang ini akan kami bunuh, ngehehe." (menodongkan pisau ke korban)
Karena ancaman dari para penjahat tersebut, tidak ada polisi yang berani mendekat. Para polisi pun menjauh dan menjaga jarak.
Grepins : (dalam hati) "Aku benci penjahat. Untung saja aku membawa Mini G9, versi kecil dari Sniper G9 untuk melawan penjahat kecil seperti mereka."
Grepins langsung mengisi peluru Mini G9. Dia pun siap-siap untuk menembak.
Grepins : (dalam hati) "Rasakan ini para penjahat busuk. Meskipun kalian berada sejauh 1 kilometer pun, aku masih bisa menembak kalian dengan Mini G9 ini."
Grepins pun menembak para penjahat dalam sekejap. Para penjahat pun berteriak dengan sangat keras karena tidak bisa menahan rasa sakit terkena tembakan Grepins.
Salah satu penjahat : "Siaalaaan!! Sakit sekali!! Aaaggh!! Tembakan apa ini? Kenapa lebih sakit dari peluru biasa?"
Para penjahat pun menggeliat kesakitan. Para polisi bingung kenapa bisa ada tembakan yang begitu cepat. Tanpa lama-lama lagi, mereka langsung meringkus para penjahat tersebut.
Salah satu polisi : "Entah apa yang terjadi tapi kalian semua tertangkap."
Itulah salah satu aksi dari Grepins. Tembakannya sangat cepat dan akurat. Dialah pahlawan semua orang, Grepins si raja penembak jitu.
Pada malam harinya, Grepins membersihkan senjata favoritnya, Sniper G9. Setelah itu, dia langsung menggunakan kostum pahlawannya lalu pergi ke suatu tempat. Tempat itu tidak lain dan tidak bukan adalah markas MAVIA. Akhirnya dia sampai juga di markas MAVIA
Grepins : (dalam hati) "Jadi ini yah markas MAVIA itu? Hmm, aku harus menyusup ke dalam."
Grepins pun menyusup masuk ke markas MAVIA. Di markas tersebut terdapat banyak penjahat yang berjaga-jaga.
Suara speaker di markas MAVIA : "Ada penyusup! Ada penyusup! Semua anggota segera siap siaga. Tangkap penyusup itu! Sekarang, dia ada di ruang no. 3."
Grepins menembak semua penjahat yang dilewatinya.
Grepins : (sambil menembak) "Aku tidak punya urusan dengan kalian. Aku harus menghabisi bos kalian."
Salah satu penjahat : "Dia menggunakan sniper di jarak dekat? Apa-apaan orang ini? Aaagh sakiiit!" (tertembak)
Setelah melewati semua rintangan, akhirnya Grepins sampai di ruang yang sangat luas dan indah dihiasi dengan berbagai macam ornamen serba warna ungu. Di ruang tersebut juga terdapat sebuah singgasana yang diduduki oleh seorang perempuan yang jelita nan anggun dengan gaun berwarna putih dan oranyenya. Dia bersama dua orang penjaganya yang juga adalah wanita.
Grepins : "Tak ku sangka ternyata bosnya adalah seorang wanita yang cantik."
Si wanita yang duduk : "Tak ku sangka juga akan ada yang datang ke sini. Kupikir para polisi sudah tidak ada lagi."
Grepins : "Sayang sekali aku bukan polisi. Aku adalah orang yang akan membasmi kejahatan sampai ke akar-akarnya."
Si wanita yang duduk : "Hmm, ternyata aku terlalu naif. Yah, salahku sendiri sih tidak waspada saat Ratu Kerajaan ini melakukan hal aneh. Ternyata dia tau segalanya."
Grepins : "Ini adalah akhir dari MAVIA"
Si wanita yang duduk : "Tidak! Ini justru adalah awal dari MAVIA! Mikaela, Rafaela, serang dia!"
Kedua penjaga (Mikaela dan Rafaela) : "Baik, Nyonya Marina."
Mikaela dan Rafaela pun langsung menyerbu Grepins.
Grepins : (dalam hati) "Hmm, tak ku sangka aku juga harus bertarung dengan 3 wanita sekaligus. Aku tidak suka bertarung dengan wanita. Rasanya agak aneh kalau menembak mereka soalnya tubuh mereka berbeda dengan pria. Sungguh menyebalkan."
Grepins langsung menodongkan senjata ke Rafaela. Rafaela berlari ke arah Grepins dengan cepat menggunakan roket di kakinya. Mikaela mengarahkan tangannya ke arah Grepins dari jarak yang lumayan jauh.
Grepins : "Cepat juga kau yah?"
Rafaela : "Tentu saja hehe, rasakan ini!!" (tangan Rafaaela berubah menjadi Machine Gun)
Grepins : "Apa? Tangannya berubah menjadi senjata?"
Rafaela : "Bersiap untuk menembak, hahaha."
Rafaela menembakkan banyak peluru dari tangannya dengan cepat. Grepins berhasil menghindari sebagian besar serangan. Grepins menembak Rafaela sambil menghindar.
Rafaela : "Hahaha, hebat juga kau sampai bisa bertahan dari seranganku. Tenang saja, peluruku masih banyak kok."
Grepins : "Huff, huff, siapa sebenarnya orang ini? Dia tidak terpengaruh dengan tembakanku." (sambil menembak Rafaela)
Tiba-tiba muncul beberapa roket mini mengarah ke arah Grepins.
Grepins : "Apa? Cih!"
Grepins berhasil menghindari roket-roket tersebut walaupun terkena sedikit dampak ledakannya.
Grepins : "Apa yang terjadi? Kenapa tiba-tiba ada roket? Mungkinkah wanita yang satunya?" (Grepins melihat tangan Mikaela seperti Rocket Launcher)
Rafaela : "Hahaha, kau pikir bisa menghindar terus, pahlawan super? Kau hanya manusia biasa dengan senjata. Sedangkan kami adalah cyborg. Seranganmu tidak akan mempan terhadap tubuh kami."
Grepins : "Cyborg? Begitu yah? Jangan remehkan manusia biasa wahai cyborg!"
Rafaela : "Hooh? Sebenarnya kami tidak mau meremehkan. Akan tetapi, lihat kenyataan. Dari segi kekuatan, kecepatan, serta pertahanan, kau jauh di bawah kami."
Grepins : "Heh? Begitu yah? Cyborg mana ngerti." (mengambil peluru yang warnanya hijau) "Dengan peluru khusus ini, kalian semua akan hancur."
Rafaela : "Hooh? Peluru khusus? Hahahaha, Mikaela, siap-siap berikan tembakan jarum ke orang ini. Aku ingin tubuhnya penuh dengan darah, hahahaha. Nyonya Marina, silahkan Anda kabur dari sini. Serahkan semua pada kami berdua. Kami akan mengatasinya"
Marina : "Hmm, baiklah."
Tiba-tiba di bawah singgasana Marina muncul roda sehingga membentuk kursi roda.
Marina : "Sampai jumpa, pria aneh. Sampai jumpa, Mikaela dan Rafaela."
Marina pun pergi dengan kursi rodanya.
Grepins : "Kursi roda, yah? Aneh sekali. Seorang bos penjahat ternyata hanyalah orang lemah" (sambil memasang peluru khususnya pada Sniper kesayangannya)
Rafaela : "Ya, memang beliau seperti itu tapi kami menghormatinya meskipun beliau harus naik kursi roda. Oh yah, jangan remehkan beliau hanya karena beliau naik kursi roda. Kuharap kau sudah bersiap untuk mati."
Grepins : "Oke, aku siap. Akan tetapi, bukan siap untuk mati. Aku harap kalian juga siap. Hmm, apa yang harus katakan? Apakah kalian siap untuk mati ataukah apakah kalian siap untuk di-off-kan?"
Rafaela : "Dua-duanya hanya akan terjadi padamu meski kau bukan cyborg."
Boom, terjadilah ledakan di tempat itu sehingga suaranya terdengar dalam radius 2 km di daerah Mana Selatan.
Seorang wanita polisi berambut pirang di sekitar tempat kejadian : "Hooo, wow, benar kata Yang Mulia, akan terjadi ledakan di sekitar tempat ini. Luar biasa."
Polisi yang lain (laki-laki) : "Kudengar tempat ini adalah markas MAVIA, Angelyn."
Angelyn (wanita polisi tadi) : "Sesuai rencana Yang Mulia!"
Bersambung...
Chapter 10 (Hal Yang Baru Muncul)
Thursday, October 11, 2018
Caramelt - Chapter 9 (Si Raja Penembak Jitu)
Tags
# Caramelt
# Kisah
Kisah
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment