Ku awali hariku dengan mendoakanmu agar kau selalu sehat dan bahagia dia sana. - Pemuja rahasia.
Lama sosok sok penulis ini tak menulis. Mungkin masih masa-masa berkabung setelah kehilangan sosok teman dekatnya. Bernyanyi, bercerita, tertawa atau bahkan membully. Semua terasa begitu cair. Tak ada pihak yang tersakiti, semua terasa begitu berarti. 140 hari menghilang terkadang masih terngiang. 140 hari hilang terasa ada yang berkurang. 140 hari meninggal terasa ada yang mengganjal dan tertinggal. doa dan harapan untuknya agar mendapatkan tempat terbaik adalah topik terbaik saat ini. Tersenyumlah disana, tak ada yang perlu kau khawatirkan. Dirimu baik walau bukan yang terbaik. Bermain-mainlah disana, bermanja-manja lah disana, tak perlu susah-susah memikirkan kita disini. Insyaallah kau mendapatkan tempat terbaik. Aamiin. Tenang, perjuanganmu untuk menegakan keadilan kebijakan pemimpin, akan trus kita perjuangkan. Bersyukurlah kamu tak merasakan hal bodoh yang aku dan teman-teman lain alami kini. Kebanyakan resolusi, tak ada aksi, yang ada hanya basa-basi. Brengsek dan bajingan, kata yang trus sekawanan keluarkan. Kesal tak ada masa, nyesal tak melakukan apa-apa, hingga akhirnya sia-sia. Semua terjadi. Terlambat, tak bisa membuatnya terhambat dan akhirnya terlaknat.
Ia merupakan seorang yang sulit diterka. Keperawakannya dan perasaannya sulit ditebak. Teman yang selalu membicarakan cinta yang itu-itu saja. Maklum, baru menemukan cinta sejati. Lucu disaat mendengarkannya bercerita, dengan sumpah-sumpah aneh diakhirnya. diiringin lagu anugerah terindah, membuatnya terbawa suasana. lagu diganti, seketika itu pula moodnya berganti. menjelang sore diskusi ini semakin mengada-ada. Berkhayal akan melakukan sesuatu bersama doi esok hari. Entah benar-benar terjadi, atau hanya resolusi lagi, yang pasti esok hari kita pasti berdiskusi lagi. Memulai obrolan dengan sebatang rokok di tangan kiri, bantingan kartu remi yang mengiringi dan kata-kata kasar yang pasti mengikuti. Tak ada kopi sore ini, yang ada teh dan air putih. Semua terasa sama saja. Yang membedakan sore ini adalah ada guru atau tidak. Lari atau berdiam diri. Duduk atau lari menggebu-gebu. Menyiapkan beribu alasan jika tertangkap atau trus menghindar seperti buron kelas kakap. Capek bangsat. HAHAHAHAHA lagi-lagi kata kasar keluar. Dasar anak madrasah.
Saat-saat menyenangkan juga banyak terjadi dilorong sekolah. Bernyanyi lagu pemuja rahasia. Tidak jelas liriknya yang terucap, cuman nadanya saja yang teringat. Berkali-kali dikoreksi, tetap saja tak pernah fasih. Kepercayaan dirinya lebih besar dari ilmunya. Suka memaksa memang. Lagu ini belum selesai, orang ini sudah berandai. parahnya lagi ketika bel berbunyi, orang ini sudah lihai bersembunyi. Tiba-tiba sudah didepan kelas doi dan membawa kotak bekal dari mamah. Maklum, takut dibilang budak cinta. Biarlah, sekawanan juga tau jika dia sedang ranum-ranumnya bercinta. Jangan diganggu takut ia kecewa. Berbahagia lah duhulu, jika gundah kita siap membantu. Tapi kadang kita hanya menertawai dan membicarai dua sejoli ini. Kenapa ya mereka bisa dekat? Menapa gk sama yang lain?Dia kan jelek! Dia kan aneh! Semua ditepis oleh satu argumen orang ini. "Cinta itu berasal dari hati bukan dari fisik dan perkataan orang lain" jlep. Semua tertawa HAHAHAHAH gk pantes memang orang ini berpuitis ria. Mukanya saja tidak mendukung apalagi perkataannya. Kepercayaan dirinya mengalahkan rasa malunya. Semua tantangan, akan dilakukan. Dihadapan orang banyak atau sekawanan, pasti terlaksanakan. Entah bermaksud menghibur atau serius. Pasti akan menbuat terbahak-bahak dan keheranan. Koo ada ya orang se pede dia? Koo gk malu yaa? Gak takut dibilang gila? Semua terpatahkan ketika orang ini berbicara "Gak usah gengsi, hidup ini bukan sekedar jaim didepan orang yang kita senangi" jlep. Ada benarnya juga nih orang. HAHAHAHAHAH tetap saja tak cocok perkataan dan tampang seramnya itu. Kepercayaan dirinya mengalahkan kenyataan yang ada. Kenyataannya adalah ia akan selalu menjadi teman terbaik. Kehilangannya pasti merindukan, banyak meninggalkan pelajaran, yang tak pernah diajarkan. Pertamanan ini segalanya, kenangan ini terkenang selamanya. menangisi yang sudah tak ada, mengkhayal yang sudah tiada. Sia-sia. Percaya diri saja, mungkin kita masih bisa bereuni di mimpi. Menitipkan salam dan teguranmu nanti. Mungkin esok, lusa, atau bahkan malam ini. Rasa takut ini akan ku akhiri, sehabis menulis tulisan ini. Doa dan mental akan disiapkan. Demi menunggu kehadiran. Datang yaa.. ku mohon....
Iringan musik
Bantingan kartu
Sebuah candaan singkat
Dan coretan tepung diakhir
Menjadi saksi jika kita pernah melawan ketidaknyamanan.
melakukan sebuah hal yang kita anggap keren.
tapi tak pernah memikirkan vonis sesudahnya.
goblok memang kita jika dipikir kembali.
tak jelas maunya apa.
yang penting kita bisa bersama
ya intinya disana, bersamaa.
Seberapa pantas, pria kesepian, melompat lebih tinggi, hari bersamanya, lapang dada, mudah saja, saat aku lanjut usia. Sederet lagu yang kita nyanyikan dihari terakhir kau sekolah. Menggunting earphone kesayangan, hingga hanya terdengar sebelah. Mungkin bermaksud bercanda atau bahkan memberikan sebuah tanda, sayang, hati ini tak pernah peka dengan geliat dan tanda. Setelahnya kau sakit, ada kemungkinan pulih dan akhirnya kandas. Secepat itu ya kau pergi. Kita belum bernyanyi kisah klasik, penutup dari konser yang kita nonton dibulan kemarin. Secepat itu ya kau meninggalkan. Masih banyak konser bulan depan, kita bisa bernyanyi ria dibarisan paling depan. Secepat itu ya kau membuat sekawanan meneteskan air mata. Padahal masih banyak malam untuk kita berpesta, menyalakan rokok dengan kopi di pesisir pantai malam hari. Secepat itu ya kau membuat kita bertamu ke rumah barumu. Air mata dan doa yang keluar menuju hari-hari pemakaman adalah saksi bahwa kita semua pernah nyaman, nyaman berdiskusi apapun dimanapun itu. Sedih jika dikenang, lumpuh jika dihilangkan. Huuuh tuhan punya rencana, baginya terbaik ya mungkin memang yang terbaik. Punya banyak cara untuk mengingatkan hamba-hambanya agar menyadari pentingnya ia. Lapang dada saja, lalu ambil hikmah, semua takkan berjalan sama, lika liku pasti adaa, jangan pernah menyesali yang pernah terjadi, semua sudah digariskan oleh sang ilahi. Jalani saja, lihat dengar dan rasakan. Jangan mencoba melawan.
Terimakasih sudah begitu solid ketika harus botak.
Terimakasih sudah begitu khawatir ketika diperjalanan.
Terimakasih sudah begitu berirama ketika bercengkrama.
Terimakasih sudah begitu ikhlas ketika menjadi bahan candaan.
Terimakasih sudah begitu asyik ketika bernyanyi bersama.
Percayalah hanya bunga terbaik, yang dipetik oleh sang pemilik.
Percayalah hanya tulisan terbaik, yang diketik oleh sang juru ketik.
Percayalah ini semua berasal dari hati, ketika kehilangan sahabat sejati.
Tenang-tenanglah disana kawan, semoga mendapat tempat terbaik dihadapan tuhan.
Sampai jumpaaaa dikehidupan yang lain.
uuuuu huuuhhh..
- Saat aku lanjut usia
Ia merupakan seorang yang sulit diterka. Keperawakannya dan perasaannya sulit ditebak. Teman yang selalu membicarakan cinta yang itu-itu saja. Maklum, baru menemukan cinta sejati. Lucu disaat mendengarkannya bercerita, dengan sumpah-sumpah aneh diakhirnya. diiringin lagu anugerah terindah, membuatnya terbawa suasana. lagu diganti, seketika itu pula moodnya berganti. menjelang sore diskusi ini semakin mengada-ada. Berkhayal akan melakukan sesuatu bersama doi esok hari. Entah benar-benar terjadi, atau hanya resolusi lagi, yang pasti esok hari kita pasti berdiskusi lagi. Memulai obrolan dengan sebatang rokok di tangan kiri, bantingan kartu remi yang mengiringi dan kata-kata kasar yang pasti mengikuti. Tak ada kopi sore ini, yang ada teh dan air putih. Semua terasa sama saja. Yang membedakan sore ini adalah ada guru atau tidak. Lari atau berdiam diri. Duduk atau lari menggebu-gebu. Menyiapkan beribu alasan jika tertangkap atau trus menghindar seperti buron kelas kakap. Capek bangsat. HAHAHAHAHA lagi-lagi kata kasar keluar. Dasar anak madrasah.
Saat-saat menyenangkan juga banyak terjadi dilorong sekolah. Bernyanyi lagu pemuja rahasia. Tidak jelas liriknya yang terucap, cuman nadanya saja yang teringat. Berkali-kali dikoreksi, tetap saja tak pernah fasih. Kepercayaan dirinya lebih besar dari ilmunya. Suka memaksa memang. Lagu ini belum selesai, orang ini sudah berandai. parahnya lagi ketika bel berbunyi, orang ini sudah lihai bersembunyi. Tiba-tiba sudah didepan kelas doi dan membawa kotak bekal dari mamah. Maklum, takut dibilang budak cinta. Biarlah, sekawanan juga tau jika dia sedang ranum-ranumnya bercinta. Jangan diganggu takut ia kecewa. Berbahagia lah duhulu, jika gundah kita siap membantu. Tapi kadang kita hanya menertawai dan membicarai dua sejoli ini. Kenapa ya mereka bisa dekat? Menapa gk sama yang lain?Dia kan jelek! Dia kan aneh! Semua ditepis oleh satu argumen orang ini. "Cinta itu berasal dari hati bukan dari fisik dan perkataan orang lain" jlep. Semua tertawa HAHAHAHAH gk pantes memang orang ini berpuitis ria. Mukanya saja tidak mendukung apalagi perkataannya. Kepercayaan dirinya mengalahkan rasa malunya. Semua tantangan, akan dilakukan. Dihadapan orang banyak atau sekawanan, pasti terlaksanakan. Entah bermaksud menghibur atau serius. Pasti akan menbuat terbahak-bahak dan keheranan. Koo ada ya orang se pede dia? Koo gk malu yaa? Gak takut dibilang gila? Semua terpatahkan ketika orang ini berbicara "Gak usah gengsi, hidup ini bukan sekedar jaim didepan orang yang kita senangi" jlep. Ada benarnya juga nih orang. HAHAHAHAHAH tetap saja tak cocok perkataan dan tampang seramnya itu. Kepercayaan dirinya mengalahkan kenyataan yang ada. Kenyataannya adalah ia akan selalu menjadi teman terbaik. Kehilangannya pasti merindukan, banyak meninggalkan pelajaran, yang tak pernah diajarkan. Pertamanan ini segalanya, kenangan ini terkenang selamanya. menangisi yang sudah tak ada, mengkhayal yang sudah tiada. Sia-sia. Percaya diri saja, mungkin kita masih bisa bereuni di mimpi. Menitipkan salam dan teguranmu nanti. Mungkin esok, lusa, atau bahkan malam ini. Rasa takut ini akan ku akhiri, sehabis menulis tulisan ini. Doa dan mental akan disiapkan. Demi menunggu kehadiran. Datang yaa.. ku mohon....
Iringan musik
Bantingan kartu
Sebuah candaan singkat
Dan coretan tepung diakhir
Menjadi saksi jika kita pernah melawan ketidaknyamanan.
melakukan sebuah hal yang kita anggap keren.
tapi tak pernah memikirkan vonis sesudahnya.
goblok memang kita jika dipikir kembali.
tak jelas maunya apa.
yang penting kita bisa bersama
ya intinya disana, bersamaa.
Seberapa pantas, pria kesepian, melompat lebih tinggi, hari bersamanya, lapang dada, mudah saja, saat aku lanjut usia. Sederet lagu yang kita nyanyikan dihari terakhir kau sekolah. Menggunting earphone kesayangan, hingga hanya terdengar sebelah. Mungkin bermaksud bercanda atau bahkan memberikan sebuah tanda, sayang, hati ini tak pernah peka dengan geliat dan tanda. Setelahnya kau sakit, ada kemungkinan pulih dan akhirnya kandas. Secepat itu ya kau pergi. Kita belum bernyanyi kisah klasik, penutup dari konser yang kita nonton dibulan kemarin. Secepat itu ya kau meninggalkan. Masih banyak konser bulan depan, kita bisa bernyanyi ria dibarisan paling depan. Secepat itu ya kau membuat sekawanan meneteskan air mata. Padahal masih banyak malam untuk kita berpesta, menyalakan rokok dengan kopi di pesisir pantai malam hari. Secepat itu ya kau membuat kita bertamu ke rumah barumu. Air mata dan doa yang keluar menuju hari-hari pemakaman adalah saksi bahwa kita semua pernah nyaman, nyaman berdiskusi apapun dimanapun itu. Sedih jika dikenang, lumpuh jika dihilangkan. Huuuh tuhan punya rencana, baginya terbaik ya mungkin memang yang terbaik. Punya banyak cara untuk mengingatkan hamba-hambanya agar menyadari pentingnya ia. Lapang dada saja, lalu ambil hikmah, semua takkan berjalan sama, lika liku pasti adaa, jangan pernah menyesali yang pernah terjadi, semua sudah digariskan oleh sang ilahi. Jalani saja, lihat dengar dan rasakan. Jangan mencoba melawan.
Terimakasih sudah begitu solid ketika harus botak.
Terimakasih sudah begitu khawatir ketika diperjalanan.
Terimakasih sudah begitu berirama ketika bercengkrama.
Terimakasih sudah begitu ikhlas ketika menjadi bahan candaan.
Terimakasih sudah begitu asyik ketika bernyanyi bersama.
Percayalah hanya bunga terbaik, yang dipetik oleh sang pemilik.
Percayalah hanya tulisan terbaik, yang diketik oleh sang juru ketik.
Percayalah ini semua berasal dari hati, ketika kehilangan sahabat sejati.
Tenang-tenanglah disana kawan, semoga mendapat tempat terbaik dihadapan tuhan.
Sampai jumpaaaa dikehidupan yang lain.
uuuuu huuuhhh..
- Saat aku lanjut usia
Raihan Immadu.
Pamulang, 3 November 2018
Selamat membaca.
Semoga menutup duka.
Yang tabah utk si penulis. Tulisannya cukup menyentuh, membawa kembali ke masa2 'begal' SMA. Suasananya kena. Mungkin karna banyak yang relatable. Pkoknya mantap. Btw ada 1 kekurangan, yaitu pada penggunaan di untuk tempat dan di- untuk kata kerja pasif. Regardless, tulisan ini worth utk dibaca kalau mau nostalgia
ReplyDeleteterimakasih sudah mengapresiasi. saya terima masukannya dengan senang hati dan pembelajaran di kemudian hari 😘
ReplyDelete