Chapter 12 (Robson si Golem)
Di kawasan perumahan orang kaya yang terletak di Kota Sephyr, Kerajaan Mana, terjadi suatu keributan. Sebuah rumah baru saja dihancurkan oleh semacam cahaya misterius. Hal tersebut membuat geger para warga yang tinggal di sekitar tempat itu.
Robson : "Hahahaha, hahahaha. Ternyata hanya anak kecil."
Drip : "Ah sial, Shelly pasti akan memarahi aing."
Robson : "Woy, kau, Drip si Air. Aku ingin menangkapmu."
Drip : "Heeh? Siapa yu? Polisi?"
Robson : "Tidak, tidak. Lebih dari polisi. Namaku adalah Robson, Robson si Golem dari Justice Party."
Drip : "Justice Party? Sepertinya aing pernah mendengarnya? Oooh, aing ingat! Segerombolan badut sirkus yah?"
Robson : (sedikit kesal) "Hahaha, tentu saja bukan."
Robson langsung memegang cerutu yang ada di mulutnya, kemudian sembari menghisapnya, cerutunya mengeluarkan laser kecil mengarah pada Drip.
Robson : "Rasakan ini!"
"Cuu.. .cuu", bunyi laser tersebut menuju ke arah Drip dengan cepat. Tentu, Drip bisa menghindarinya dengan cepat.
Robson : "Hahaha, kau cuma bisa menghindar, hah? Bocah?"
Drip : "Wow, keren! Yu bisa mengeluarkan laser dari rokok yu?"
Robson : "Ya, tentu saja, karena aku adalah seorang Golem."
Drip langsung membalas serangan Robson dengan serangan pistol air.
Drip : "Uisce Shot!" (Drip menembakkan air dari jarinya)
Robson : "Hooh? Cuma tembakan air? Sepertinya aku tidak perlu menghindarinya."
Tembakan air tersebut mengenai Robson. Baju Robson tergores gara-gara air tersebut. Namun, tidak ada sedikitpun goresan di kulit tubuhnya.
Robson : "Ah sial, aku lupa kalau aku memakai kemeja mahal."
Robson melanjutkan serangan lasernya. Kali ini, ketebalan lasernya sedikit lebih besar dari sebelumnya meski tidak sebesar laser awal yang menghancurkan rumah Shelly.
Robson : "Kali ini kau tidak akan bisa menghindarinya. Rasakan ini!"
Drip : "Heh??"
"Buuussh", suara laser tersebut terlihat mengenai Drip. Setelah menembakkan laser, Drip pun menghilang.
Robson : "Hahaha, tubuhnya musnah gara-gara serangan laserku, hahaha. Pertarungan yang sangat mudah. Aku kasihan padanya karena masih anak kecil. Tapi, sial juga aku, aku disuruh untuk menangkapnya bukan membunuhnya. Sekarang, aku tidak punya bukti penyelesaian misi."
Suatu genangan air aneh mendekati Robson.
Robson : "Heh? Apa itu? Air? Air yang bergerak?"
"Drihihihi", suara tawa keluar dari air tersebut.
Robson : "Suara apa itu? Dari mana asalnya? Mungkinkah dari air itu?"
Tiba-tiba muncul semacam tentakel air dari genangan air tersebut.
Robson : "Wow, makhluk apa ini? Mungkinkah itu kau Drip si Air?"
Drip : "Drihihi, ya, benar sekali. Serangan laser yu memang sangat panas. Membuat aing harus menghindar dengan cara ini."
Tubuh Drip pun kembali seperti semula.
Robson : "Hmm, menarik sekali, tubuhmu bisa berubah menjadi air rupanya. Kukira kau hanya bisa menembakkan air. Mungkinkah kau pemakan permen Zuper?"
Drip : "Hah? Permen Zuper? Apa itu? Oh yah, tadi aing cuma main-main saja. Sekarang aing mulai serius."
Drip memfokuskan kekuatannya ke tangannya, bersiap-siap mengeluarkan jurus pamungkas.
Drip : "Bersiap-siaplah!!"
Robson : "Hooh? Jurus apa yang ingin kau keluarkan sekarang?" (Robson membidik Drip sambil memegang cerutu yang ada di mulutnya)
Volume air yang besar keluar dari tangan Drip.
Robson : "Apa? Banyak sekali airnya, Mungkinkah dia akan menyerangku dengan volume air yang sangat besar?"
Drip : "Drihihi, para warga sekitar kalian menjauhlah, aing akan membuat banjir di tempat ini. Paman perokok, Rasakan ini! Deluga!!"
Para warga sekitar pun lari dari tempat tersebut. Volume air yang besar menyembur dari tangan Drip ke arah Robson.
Robson : "Apa? Tidak akan kubiarkan! Akan kudidihkan dengan laserku!" (Robson langsung menembakkan laser ke arah air tersebut)
Upaya Robson ternyata tidak berhasil karena dia terlambat menembakkan laser. Robson terkena semburan dan membuatnya kehilangan konsentrasi dan pingsan.
Robson : "Gulugulugulu" (Robson tenggelam di banjir yang dibuat Drip)
Drip : "Drihihi, yeah, aing menang."
Banjir tersebut perlahan-lahan surut berkat sistem saluran pembuangan air kerajaan Mana yang canggih. Robson tampak pingsan dan tergeletak di jalan.
Drip : "Drihihi, maafkan aing paman, sepertinya aing sudah berlebihan."
Tiba-tiba Phone Card milik Robson berdering.
Drip : "Wah, teleponnya berdering. Haruskah aing angkat teleponnya?"
Drip langsung mengangkat teleponnya.
Drip : "Halo?"
Dari telepon tersebut, terdengar suara Inteo.
Inteo : "Halo? Siapa kau? Kau bukan Robson. Kenapa kau bisa mempunyai Phone Card ini?"
Drip : "Oh, nama aing Drip. Mengenai orang itu, drihihi, sepertinya dia sedang pingsan. Yu temannya yah? Suara yu seperti anak kecil. Mungkinkah yu anaknya atau keponakannya? Maaf, tadi aing keceplosan menyerangnya, jadinya dia pingsan."
Inteo : "Hooh? Begitu yah? Kau Drip si Air itu yah, kak?" (dengan nada bicara sok imut)
Drip : "Ya. Sebaiknya yu panggil orang tuamu kemari untuk menjemput paman yu. Selagi menunggu, aing akan menjaganya, jadi tenang saja."
Inteo : "Oh, begitu yah, kak? Bisa kasih tau alamatnya, kak? Aku kangen sama pamanku."
Bersambung...
Chapter 14 (Anak Sial yang Lucu)
Saturday, March 16, 2019
Caramelt - Chapter 13 (Golem dan Air)
Tags
# Caramelt
# Kisah
Kisah
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment