Ada beberapa hal yang benar. Misalnya saja, aku ada dan aku bernama Omega. Halo, ini aku, Omega. Mari kita bahas tentang benar dan salah.
Apa itu benar? Apa itu salah? Tanpa perlu dijelaskan pun kita mengerti apa itu benar dan apa itu salah. Benar dan salah adalah suatu sifat yang disifati oleh pernyataan. Suatu pernyataan bisa kita katakan benar dan juga bisa katakan salah. Kapan suatu pernyataan dikatakan benar? Kapan suatu pernyataan dikatakan salah?
Setiap pernyataan mempunyai kebalikan. Apabila suatu pernyataan bernilai benar maka kebalikannya akan bernilai salah. Seballiknya, jika suatu pernyataan bernilai salah maka kebalikannya akan bernilai benar.
Ayo kita perhatikan, apa saja yang benar dan salah di dunia ini. Yang bisa aku pastikan benar adalah keberadaan diriku, pikiranku, perasaanku, dan semua yang disepakati. Selain itu, masih abu-abu. Apa yang harus kulakukan? Apakah bijak kalau aku hanya menggunakan logikaku saja dalam menjalani kehidupan? Aku mempunyai indera, setidaknya itu menurut apa yang kurasakan. Apakah aku harus mempercayai mereka? Sampai sekarang pun mungkin mereka tidak mengkhianatiku.
Aku buta dan merasa dituntun mata
Aku tuli dan merasa diberitahu telinga
Haruskah ku percaya mereka?
Mungkin tidak ada ruginya...
Dalam menjalani kehidupan, manusia sulit lepas dari peran indera. Indera diyakini sebagai pemberi informasi dari dunia luar. Dengan gabungan antara indera dan akal, manusia bisa memperkirakan situasi yang terjadi pada dirinya maupun pada sesuatu yang dianggap bukan dirinya. Semua hasil tangkapan indera seolah-olah nyata terlepas dari memang nyata atau tidak. Belum tentu itu ilusi tapi bisa saja itu ilusi. Tidak hitam dan tidak putih. Semuanya abu-abu. Kalau terus ragu, maka mungkin ini bukan hal yang bijak. Mungkin lebih baik, langsung membuat asumsi dan bertindak. Meskipun, semua asumsi itu tidak terbukti benar.
Aku, Omega mempunyai kepercayaan.
<<Episode 2
No comments:
Post a Comment