Disclaimer : Penulis bukanlah seorang ahli dalam hal ini, jadi jika ada yang salah kalau berkenan bisa tulis di kolom komentar hiya-hiya-hiya. tujuan dari artikel adalah agar pembaca dapat men-ta'rif-kan sesuatu dengan baik dan benar.
langsung sahaja, menurut ahli mantiq Men-ta'rif-kan sesuatu ialah menjelaskan esensi/hakikat dari sesuatu atau dengan kata lain men-ta'rif-kan sesuatu itu berarti kita ingin menjawab ke-apa-an dari sesuatu tersebut. salah satu diantara kegunaan men-ta'rif-kan sesuatu itu adalah kita dapat memberi batasan cangkupan dari sesuatu tersebut. contonhya : kita men-tairif-kan manusia menjadi hewan yang berpikir. maka dengan ini kita memberi batasan terhadap hal-hal yang bisa kita sebut manusia, saipul bisa kita sebut manusia karena saipul adalah hewan yang berpikir, sedangkan sapi tidak bisa kita sebut manusia karena sapi bukanlah hewan yang berpikir.
dalam menjawab bagaimana men-ta'rif-kan sesuatu dengan benar kita membutuhkan syarat-syarat tertentu, beberapa diantaranya ialah :
1. hasil ta'rif yang kita lakukan harus mampu mencangkup semua cangkupan kullinya dan dapat memberi batasan. contoh seperti yang diatas. manusia adalah hewan yang berfikir, dengan ta'rif ini bisa didapatkan saipul adalah manusia dan sapi adalah bukan manusia.
2. hasil ta'rif tidak boleh memperluas dan mempersempit cangkupan kulli. misal : mansuia adalah hewan yang hamil. dari ta'rifan ini bisa dikatakan sapi adalah manusia ( sapi adalah hewan yang hamil ), ini namanya memperluas cangkupan kulli. atau manusia adalah hewan yang bisa berenang, nah yang ini namanya mempersempit cangkupan kulli karena sebut saja saipul ( yang termasuk cangkupan kulli manusia ) tidak bisa berenang. maka dengan ta'rif yang seperti ini, kita menegasikan saipul sebagai manusia.
ta'rif yang memenuhi kedua syarat tersebut secara sempurna mencangkup esensinya adalah Ta'rif Had al Taam. sedangkan Ta'rif Had al Naqish , Ta'rif Rasm al Taam, dan Ta'rif Rasm al Naqish. sedikit mampu memenuhi kedua syarat tersebut dan tidak mampu menjelaskan seluruh esensinya.
kita akan membagi menjadi dua kategori dari keempat ta'rif diatas yaitu : Ta'rif Bilhadd dan Ta'rif Bilrasm.
Ta'rif Billhad : disebut demikian karena ia menyebutkan jins dan fashl ( lihat : khulliyat al khamsah ) dalam pen-ta'ri-annya serta tujuan utamanya adalah mencari konsep/makna dari sesuatu. yang membedakan Had al Taam dan Had al Naqish adalah pengunaan jins nya.
Had al Taam : dikatakan seperti itu karena hasil ta'rif nya dapat memenuhi keseluruhan esensi dan ditandai sebagai pencampuran dari Jins Qarib dan Fashl Qarib dalam pembentukkanya. tapi apa itu jins qarib? jins qarib ialah Jins yang terdekat pada kulli yang hendak kita definisikan atau yang sebagian esensinya kulli yang hendak kita definisikan paling banyak dibanding dengan jins yang lainnya , kalau kita hendak mendefinisikan kulli manusia maka antara hewan dan mahluk hidup, hewan adalah yang dapat menjelaskan esensi manusia yang terbanyak dibanding mahluk hidup maka dari itu hewan adalah jins qarib dari kulli tersebut sedangkan mahluk hidup adalah jins ba'id ( bukan jins qarib ), ini juga berlaku dalam fashl ( ada fashl qarib dan fashl ba'id ). contoh dari Had al Taam : Manusia adalah hewan yang berfikir, dengan hewan sebagai Jins Qarib dan yang berfikir sebagai Fashl Qarib.
Had al Naqish : dikatakan demikian karena ta'rif ini hanya mampu menjelaskan sebagian esensi
dan juga ditandai dengan campuran dari Jins Ba'id dan Fashl Qarib atau hanya memiliki Fashl
qarib saja dalam pembentukkannya. contoh : Manusia adalah mahluk hidup yang berpikir, dengan
mahluk hidup sebgai fashl ba'id dan yang berpikir sebagai fashl qarib. ta'rif yang seperti ini menghilangkan sebagian esensi manusia karena dalam ta'rif ini manusia disatukan dengan
tumbuhan, teratai, anjing, babi, dll.
Ta'rif Birrasm : ta'rif ini tujuan utamanya hanya untuk kegunaannya misalnya sebagai pemisah/kejelasan cangkupan ( tentu ini berbeda dengan ta'rif billhad yang fokus utamanaya adalah
mencari esensi ). ta'rif ini tersusun dari Jins Qarib dan Arad al khash. perbedaan antara Rasm al
Taam dan Rasm al naqish juga ada dalam penggunaan jinsnya.
Rasm al Taam : hasil Ta'rif hanya sebagai penjelas cangkupan kullinya dengan cara memasukkan
kekhasan yang dimiliki suatu kulli dan memiliki komposisi Jins Qarib dan Arad al khash. misal
mansuia adalah hewan yang tertawa, dimana hewan sebagai Jins Qarib dan yang tertawa adalah
Arad al khash. ta'rif ini mampu memberi tau kita mana yang bukan merupakan cangkupan kulli seperti batu pastilah bukan mansuia karena batu bukan hewan yang tertawa.
Rasm al Naqish : hasil Ta'rif ini juga untuk penjelas cangkupan kulli dengan cara memasukan
kekhasannya tetapi ta'rif ini memiliki kecacatan karena esensi yang terkandung sangatlah minim dan
mungkin malhan tidak ada. ta'rif ini tersusun oleh Jins Ba'id dan Arad al khash. atau hanya Arad al khash. misal : Manusia adalah mahluk hidup yang tertawa, dengan mahluk hidup sebagai jins ba'id
dan yang tertawa sebagai arad al khash. dikatakan mengandung esensi yang sangat minim karena
hasil ta'rif tadi menyatukan manusia bersama tumbuhan, teratai, dll lewat Jins Ba'id nya.
Friday, June 12, 2020
Ta'rif ( definisi ) dalam Mantiq
Tags
# Logika
Logika
Label:
Logika
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment