Pintu toko otomatis, sebuah benda yang pernah menarik perhatianku sejak kecil. Pintu itu terbuka sendiri saat aku mendekatinya, lalu kemudian menutup kembali saat semua orang menjauh.
Sebelum pintu toko otomatis, manusia sudah banyak membuat berbagai macam pintu. Mulai dari pintu batu, pintu tarik-dorong, hingga pintu geser. Berbagai macam pintu untuk menghubungkan ruang satu dengan ruang yang lain. Selain menghubungkan, pintu-pintu juga dapat memisahkan apabila ditutup.
Suatu hari, sebuah toko akan dipasangkan pintu otomatis. Toko itu adalah toko mainan yang sudah ada sejak lama sejak pemuda Dion masih kecil. Awalnya toko tersebut adalah warung kecil yang menjual mainan-mainan dan cemilan-cemilan. Sekarang, toko dengan nama Toko Ceria Bahagia ini sudah semakin modern dan bahkan menjual mainan yang lebih canggih seperti robot-robotan.
Dion kecil setiap bulannya pergi ke toko itu. Ia membeli mainan bersama dengan ayahnya. Dengan uang pas-pasan, mainan yang bisa mereka beli terbatas. Banyak mainan yang telah dibelinya, lego, kereta-keretaan, bahkan pernah sekali membeli Gameboy untuk bermain game Medabot yang populer dengan teman-temannya. Mainan-mainan itu sekarang sudah ada di tangan anaknya. Dion dewasa selalu teringat akan ayahnya yang telah meninggal setiap kali ia bermain dengan anaknya.
Hari ini pintu toko otomatis sudah selesai dipasang. Dion sudah punya banyak uang, ia bisa datang membeli mainan yang diinginkan anaknya setiap pekannya sebagai seorang ayah yang sayang anak. Hati sang anak selalu berdebar setiap kali masuk ke toko itu saking senangnya. Pintu toko otomatis telah terbuka, mainan apa yang akan mereka beli hari ini?
No comments:
Post a Comment